Mitos Seputar Gunung Salak - Daerah Gunung Salak saat ini menjadi
daerah yang sering disebut dalam pemberitaan media dalam maupun luar
negeri, terkait dengan menghilangnya pesawat Rusia jenis Sukhoi Super
Jet 100, Rabu (9/5).
Gunung Salak, selain memiliki panorama yang indah, udara yang sejuk,
juga banyak menyimpan misteri di dalamnya. Meski demikian, Gunung Salak
menjadi salah satu lokasi favorit para pendaki gunung.
Secara
administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi
dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di dalamnya terdapat Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak.
Nama Salak, bukanlah berasal dari nama buah, namun sesungguhnya Salak, berasal dari kata sansekerta 'Salaka' yang berarti perak.
Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Tercatat terjadi
beberapa kali letusan sejak tahun 1600-an diantaranya rangkaian letusan
antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935.
Sementara itu letusan Gunung Salak terakhir berlangsung pada tahun 1938,
berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.
Gunung setinggi 2221 m di atas permukaan laut (dpl) tersebut memiliki
beberapa puncak. Puncak tertinggi disebut Salak I setinggi 2211 m dpl
disusul kemudian puncak Salak II setinggi 2180 m dpl dan puncak Sumbul
setinggi 1926 m dpl.
Menurut masyarakat Sunda Wiwitan yang banyak menempati daerah seputar
gunung tersebut, Gunung Salak merupakan tempat yang dianggap suci
lantaran dipercaya sebagai tempat terakhir dari Prabu Siliwangi, pendiri
kerajaan Padjajaran.
Karena dianggap keramat, tidak mengherankan jika sejumlah pendaki gunung
kerap menemui para 'penziarah' yang datang untuk berdoa memohon berkah
kepada para leluhur.
Ada yang menyebutkan pula, Gunung Salak merupakan lokasi tempat
pernikahan antara manusia dan jin. Karena tidak mengherankan, jika
menyusuri jalan menuju puncak, terdapat beberapa situs pemujaan hingga
makam keramat yang dipercaya merupakan makam Embah Gunung Salak.
Selain itu, ada pula cerita yang menyebutkan, lantaran 'keangkeran'
Gunung Salak, sehingga membuat lokasi itu dijadikan tempat penyimpanan
harta Belanda berupa emas, saat menjajah Indonesia.
Menurut Pardi dan Ojey, warga sekitar yang ditemui Beritasatu.com,
beragam kisah mistis kerap terjadi di Gunung Salak. Mitos-mitos seputar
Gunung Salak secara turun temurun diceritakan pada keturunan warga
sekitarnya.
"Terutama di kawasan kawah Ratu yang agak rawan. Racun yang muncul dari
kawah sangat berbahaya jika terhirup dan dikenal sebagai kawasan yang
'haram untuk dilintasi," ujar Pardi dan Ojey bergantian cerita kepada
Beritasatu.com saat memandu menuju lokasi jatuhnya pesawat.
"Karena sangat berbahaya maka tidak ada pesawat yang berani melintas
secara tegak lurus melewati kawasan tersebut karena bisa berujung
petaka," imbuhnya.
"Jangankan pesawat, burung saja yang terbang di atas kawah tersebut
pasti jatuh," katanya, lagi dengan mimik yang jauh dari kesan bergurau.
Selain itu di beberapa bagian lereng seringkali terjadi longsoran yang
dapat membahayakan para pendaki. Jurang-jurang di wilayah Gunung Salak
terbilang terjal dan dalam dengan kedalaman berkisar 100 hingga 400
meter.
Menurut data, April 1987 silam, tujuh siswa STM Pembangunan, Jakarta
Timur ditemukan tewas setelah terperosok ke jurang di Curug Orok yang
memiliki kedalaman 400 meter di punggung gunung.
Terkait kecelakaan pesawat, tercatat Gunung Salak sudah memakan korban
jiwa sejak 2004 silam. Menurut data, lima kecelakaan pesawat di kawasan
Gunung Salak sudah terjadi, ditambah dengan jatuhnya pesawat canggih
Sukhoi Super Jet 100, meggenapkan kisah tragis kecelakaan pesawat di
wilayah Gunung Salak.
Lokasi ditemukannya puing-puing pesawat asal Rusia tersebut, tidak jauh
dari lokasi ditemukannya bangkai pesawat pesawat Cassa 212 milik TNI AU
yang jatuh pada JMuni 2008 yang menewaskan 18 orang penumpang serta
awaknya.
Selain pesawat tersebut beberapa Pada 16 April 2004, pesawat Ultralight
GT 500 ditemukan hancur dalam kecelakaan di daerah Gunung Salak.
Sebelumnya Paralayang GT 500 Red Baron mengalami kecelakaan di wilahan
Gunung Salak dengan korban dua orang meninggal dunia. Kemudian pada 20
Juni 2004 pesawat Sky Wagon 185 juga diberitakan mengalami kecelakaan.
Selanjutnya pada April 2009, pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan
Penerbangan Curug juga jatuh di kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kabupaten
Bogor.
Jauh sebelum ramai dibicarakan tentang wilayah Gunung Salak yang
berbahaya untuk dilintasi, kecelakaan pesawat juga sudah terjadi. Pada
10 Oktober 2002, pesawat Trike bermesin PKS 098 juga jatuh di Lido,
Bogor dengan satu orang korban tewas. Disusul kemudian pada 29 Oktober
2003, helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan
Kemang, Kabupaten Bogor, yang masih berada di wilayah Gunung Salak.
sumber:beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar